5 Tahapan Jatuh Cinta Menurut Sains

Dian Afrillia
5 Tahapan Jatuh Cinta Menurut Sains

Jatuh cinta merupakan perasaan yang indah namun sulit dijelaskan dengan kata-kata. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kamu jatuh cinta atau tidak dengan merasakan pengalamannya sendiri. 

Seringkali orang-orang yang jatuh cinta bersikap konyol dan melakukan hal-hal yang di luar akal sehat. Tapi mungkin itulah seninya jatuh cinta. Kamu melakukan hal aneh tapi rasanya menyenangkan. 

Meski sulit dijelaskan, rupanya sains bisa merumuskan lima tahapan yang umum terjadi ketika orang jatuh cinta. Berikut tahapannya: 

Ketertarikan

Tahapan pertama dari jatuh cinta adalah ketertarikan dan merasa terpikat. Saat bertemu dengan seseorang, kamu bisa tertarik dari bagaimana ia bicara, suaranya, fisiknya, bahasa tubuhnya, sifat, latar belakang, bahkan obrolan bersamanya. 

Ketika kamu mulai tertarik, bagian otak yang bernama reseptor opioid akan aktif. Reaksi otak ini serupa dengan saat tubu menerima obat pereda nyeri, morfin. Opioid bertanggung jawab untuk mengendalikan perasaan suka atau tidak suka pada sesuatu. Jadi, bisa disimpulkan bahwa aktivitas otak berperan penting pada proses jatuh cinta. 

Kasmaran

Pada tahapan ini, ketertarikanmu menjadi lebih dalam dan menimbulkan perasaan antusias. Kamu jadi lebih bersemangat dan tegang sekaligus. Kamu akan mulai cari tahu tentang siapa dia, gugup saat diajak berkencan, sekaligus waswas memikirkan apakah dia juga punya perasaan yang sama denganmu. 

Saat merasakan ini, tubuhmu memicu produksi hormon dopamin, adrenalin, dan norepinefrin. Hormon adrenalin biasanya muncul saat kamu stres. Saat jatuh cinta, kamu sebenarnya merasakan berbagai emosi yang menyenangkan tapi menegangkan. Nggak heran ya kalau kamu jadi sering mual, sakit perut, gelisah, bahkan jantung berdegup lebih cepat saat memikirkan si dia! 

Tergila-gila

Memasuki fase ketiga, kamu akan merasa sangat senang saat bertemu dengan dia bahkan hanya sekadar memikirkannya. Di tahap ini, peredaran darah menuju bagian otak yang disebut nukleus akumben menjadi lebih cepat. Nukleus akumben adalah bagian otak yang mengendalikan kenikmatan dan penghargaan . 

Ketika kamu sedang memikirkan si dia, otak akan membacanya sebagai bentuk kenikmatan dan penghargaan bagi diri sendiri. Reaksinya bahkan serupa candu! Otak akan menerima berbagai informasi seputar si dia yang bikin kamu senang dan puas. 

Kehidupan di fase ini seperti hanya tentang dia, bagaimana kamu tergila-gila padanya, dan mulai melakukan hal-hal konyol. 

Cinta buta

Sadar nggak sih, kalau pas kamu jatuh cinta, seringkali terobsesi dengan gebetan atau kekasihmu? Ini karena zat-zat tertentu dalam otak seperti serotonin berkurang, terutama pada pria. Rendahnya serotonin bisa jadi alasan kenapa kamu jadi sangat terobsesi. Ini juga yang menyebabkan kamu sering mengabaikan sifat negatif si dia dan memilih hanya ingin melihat hal baiknya saja. 

Komitmen

Lama kelamaan, tubuh jadi terbiasa menghadapi berbagai perubahan pada hormon, otak, dan fungsi tubuh lain dari sejak awal tahapan jatuh cinta. Saat memasuki tahap ini, kamu mulai ‘normal’ dan lebih nyaman. Perasaan gugup, panik, dan sakit perut saat mau bertemu pasanganmu sudah hilang perlahan. Inilah saat yang tepat untuk mulai berkomitmen. 

Oksitosin dan vasopresin adalah dua hormon penting yang berperan pada tahap ini. Kedua hormon cinta ini bikin hati lebih tentram saat bersama pasangan. 

LATEST ARTICLE