5 Tips Menerapkan Pola Asuh Netral Gender Pada Anak Sejak Dini

Nesia Amarasthi
5 Tips Menerapkan Pola Asuh Netral Gender Pada Anak Sejak Dini

Mulai dari hal yang sederhana, misalnya membebaskan warna favorit anak bisa jadi salah satu cara untuk menerapkan pola asuh gender neutral. Pola asuh ini dikenal dengan membebaskan anak terhadap pilihannya terlepas dari stigma gender. Misalnya contoh diatas, anak perempuan selalu dipakaikan warna merah muda sedangkan anak lelaki berwarna biru. Pun dengan jenis mainannya, buah hati berjenis kelamin perempuan dipilihkan boneka dan lelaki bola dan mobil-mobilan.

Gender neutral parenting, menurut psikolog di Imperial College, Dr. Stella Mavrovelli mengungkapkan bawa sebagai orang tua kita perlu membiarkan anak tumbuh dan berkembang di lingkungan yang tidak terkotak-kotakkan. Dikutip dari Telegraph, menurut Mavrovelli pola asuh yang mengkotak-kotakkan berbasis gender justru membuat anak tidak bebas pilihannya bahkan untuk dirinya sendiri.

Yang digaris bawahi berdasarkan pola asuh netral gender adalah soal stigma atau penilaian negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. Karena, stigma justru bisa membentuk pribadi seseorang tak punya kebebasan dalam mengekspresikan diri. Namun, diluar kebebasan berekspresi tetap membutuhkan arahan dan menjadi pegangan nilai serta norma bagi anak.

Maka, penting buat Parents mengenali cara dalam menerapkan pola asuh netral gender sejak anak usia dini. Atau lebih tepatnya saat anak memiliki perkembangan kognitif yang cukup sehingga mengerti serta bisa diajak diskusi.

Simak tips di bawah ini ya.

Kurangi stigma dalam memuji anak

Dari hal kecil, yaitu cara berbahasa juga bisa menerapkan pola asuh berbasis gender neutral. Misalnya, mengucapkan ‘kamu gadis yang baik, karena sudah bantu Moms merapikan pakaianmu sendiri’. Tugas merapikan pakaian tidak melekat pada satu gender tertentu, setiap orang terlepas dari perempuan atau lelaki juga merapikan pakaian. Kalimat tersebut bisa diganti dengan ‘kamu anak yang baik, karena…’.

Menetralkan atau membebaskan warna serta hobi anak

Jika memutuskan anak perempuan nggak boleh bermain robot serta mobil-mobilan, cobalah pertimbangkan kembali. Mungkin hal tersebut justru membatasi kreativitas anak terhadap cara mengenali hal-hal diluar dirinya. Kalaupun ia memilih mainan berbentuk mobil, tanyakan padanya. Ajaklah ia berdialog untuk mengarahkan pada hal yang netral. Ingatlah, warna dan mainan tidak memiliki jenis kelamin. Jadi, anak bebas memilih dan berargumentasi berdasarkan minatnya.

Anak perempuan dan lelaki bermain bersama

Mengajarkan bermain bersama dengan tanpa membedakan jenis kelamin secara nggak langsung membiasakan anak untuk membaur. Nantinya, saat dewasa ia akan bersekolah dan bekerja bersama antara anak lelaki dan perempuan.

Beri pijakan tentang tata krama

Tata krama merupakan sebuah kaidah etik yang dilakukan bersama agar kehidupan selaras dan harmonis. Arahan mengenai tata krama juga perlu diterapkan oleh anak. Meskipun bebas gender atau tidak bias gender, anak jadi tahu apa yang mestinya tidak dan boleh dilakukan oleh seseorang berkemanusiaan.

Ajarkan tentang kemandirian

Secara biologis, perempuan dan lelaki memang berbeda. Tetapi, dalam memilih jalan hidupnya keduanya sama-sama membutuhkan usaha yang sama. Mungkin beberapa aspek dibedakan secara gender. Lebih penting lagi, ajarkan tentang kemandirian pada anak agar ia bisa memilih pilihan hidupnya nanti. Ini juga bisa membuatnya tidak mudah goyah atas pilihannya.

Kemandirian juga bisa diterapkan dalam berbagai macam pola asuh. Efeknya, anak memiliki kebebasan atau tidak mudah terpengaruh dalam merajut identitasnya.

LATEST ARTICLE