5 Akibat Pola Asuh Orangtua Otoriter Bagi Perkembangan Anak

Hani Apriliani
5 Akibat Pola Asuh Orangtua Otoriter Bagi Perkembangan Anak

Beda keluarga, tentu beda pula pola asuhnya. Memilih pola asuh yang tepat bagi si kecil memang tak mudah ya, mom. Ada orangtua yang lebih nyaman menerapkan pola asuh permisif, namun ada juga yang memilih pola asuh otoriter.

“Pola asuh otoriter adalah yang paling ketat dan keras. Ini memaksa anak patuh dan bersikap baik setiap saat dengan memberikan ancaman, dipermalukan, dan hukuman lainnya. Pola asuh ini juga dihubungkan dengan pendekatan orangtua yang tidak hangat dan responsif,” tulis Gwen Dewar, Ph.D, di Parenting Science. Apa sih akibat pola asuh otoriter ini bagi perkembangan anak? Yuk ketahui dampak negatifnya bagi si kecil ya, mom.

Ketergantungan aturan

Karena terbiasa menjalankan aturan, maka hidupnya jadi semacam ketergantungan aturan yang membuatnya sulit hidup tanpa arahan. Ketika anak dihadapkan dengan kondisi yang aturannya bebas atau tidak jelas, ia merasa tidak aman dan tidak tahu pasti akan berbuat apa.

Kurang percaya diri

Pola asuh otoriter membuat anak tidak terbiasa mengambil keputusan, karena semua keputusan dan pilihan sudah ditetapkan oleh orangtuanya. Dampaknya, anak jadi tidak percaya diri, terutama dalam membawa diri di lingkungan baru atau di kondisi sosial lainnya.

Suka memberontak

Anak-anak dari orangtua otoriter akan tumbuh lelah dan muak dengan aturan ketat tanpa henti. Akibatnya, mereka akan coba-coba mencari tahu batasan orangtua mereka dengan melakukan aksi yang mungkin membahayakan diri mereka sendiri.

Pelaku bullying

Children see, children do! Sikap orangtua adalah contoh bagi anak. Maka jika anak sering melihat hukuman adalah hal yang normal terjadi, bisa jadi ia akan menjadi pelaku bullying di sekolah.

Sulit berekspresi

Terbiasa tunduk pada peraturan dan hukuman, membuat si kecil sulit berekspresi. Ia bahkan cenderung tumbuh menjadi pemalu dan tidak percaya diri untuk berteman.

LATEST ARTICLE