5 Alasan Pasangan Susah Mengungkapkan Perasaan

Nesia Amarasthi
5 Alasan Pasangan Susah Mengungkapkan Perasaan

Mengekspresikan perasaan pada pasangan adalah satu cara untuk menjalin koneksi emosional. Tetapi karena pasangan susah mengungkapkan perasaan, bukan berarti koneksi emosional nggak terjalin. Bisa saja seseorang susah mengungkapkan perasaannya karena alasan tertentu. Beberapa alasan dibawah ini mungkin menjawab rasa penasaranmu.

Ketika pasangan susah mengungkapkan perasaan, nggak perlu emosi dulu ya. Seorang psikolog klinis, Joshua Klapow, Ph.D. menyebut kesulitan mengenali dan mengungkapkan emosi dengan alexithymia. Bagi sejumlah orang, emosi sedih, bahagia dan marah ditempatkan pada posisi yang sangat sulit.

Dikutip dari Elite Daily, bukan berarti orang tersebut tidak mempunyai perasaan atau emosi. Mereka mungkin merasakan berbagai tingkat emosi tetapi ketika harus mengenalinya justru dimasukkan pada kategori emosi yang sangat mendasar. Misalnya, frustasi atau tekanan hanya dianggap sebagai otot yang tegang, kepala yang terasa kencang dan sulit konsentrasi. Jadi tidak mengenali perasaannya yang sedang tertekan tetapi diidentifikasi sebatas persoalan fisik.

Joseph Cilona, seorang psikolog juga menambahkan bahwa setiap orang memang punyai alasan yang berbeda-beda ketika menyembunyikan perasaannya. Nah, apa saja 5 alasan dibalik susahnya mengungkapkan perasaan? Ini daftar poin yang mesti diketahui.

Perasaannya sangat sensitif

Bagi sebagian besar orang, tidak mengungkapkan perasaan itu dianggap buang-buang waktu. Tetapi bagi orang yang tidak mengatakan atau mengungkapkan, mungkin karena perasaannya sangat sensitif. Bahkan masalah kecil sekalipun dipikirkan atau dirasakan.

Ketika mempunyai perasaan yang sensitif, seseorang akan merasa lelah sebab harus berurusan dengan emosi-emosi sepanjang waktu. Jadi, pikirnya, yang terbaik adalah dengan tidak mengatakan apa-apa.

Mengungkapkan dengan bahasa sarkas

Clarissa Silva, seorang ilmuwan perilaku dan penulis Your Happiness Hypothesis Method menerangkan bahwa mungkin seseoeang suka menghindari konflik dengan berbagai cara. Termasuk dengan tidak mengekspresikan perasaannya. Hal ini dipakai karena khawatir memicu konflik dan kekacauan, jadi memilih untuk nggak ekspresif.

Silva mencatat bahwa jika seseorang memiliki tipe begini, ia dapat menggunakan sarkasme untuk menghindari konflik. Cilona menambahkan, emosi negatif yang membuat resah seperti rasa marah dapat membuat seseorang takut untuk mengungkapkannya. Tentu alasannya sama, karena menyebabkan konflik.

Takut dengan penolakan

Pasangan jarang atau bahkan nggak pernah mengungkapkan rasa cinta? Menurut Cilona, sensitivitas terhadap penolakan atau pengabaian membuat seseorang nggak mengekspresikan perasaannya.

Jadi, nggak perlu emosi ketika pasangan nggak mengungkapkan perasaan cintanya. Mungkin ia pernah memiliki pengalaman buruk di masa lalu sehingga susah untuk mengekspresikan apa yang dirasakannya.

Terlalu mengendalikan emosi atau selalu berada dibawah kontrol

Karena beranggapan harus berpikir rasional dan perlu mengontrol emosi agar tidak terlihat lemah, menurut Silva bisa membuat seseorang tidak menunjukkan perasaannya. Ketika pasangan mengalami hal ini, artinya butuh waktu untuk ia merasa nyaman dan percaya bahwa kamu adalah ‘tempat’ yang aman untuk mengekspresikan perasaan.

Menganggap kamu memahami perasaannya

Ini juga dialami oleh alexithymia, ia berharap siapa pun yang dekat dengan mereka dapat memahami perasaannya. Menurut Kalpow, orang alexithymia mungkin sedang berjuang untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan perasaannya.

Bukan berarti nggak punya perasaan atau ‘dingin’, namun berbagai alasan diatas bisa jadi dialami oleh pasanganmu.

LATEST ARTICLE