7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak dan Serangga di Dapur
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.
Semakin dewasa, hubungan pertemanan jadi satu hal penting untuk mendukung kualitas hidup. Begitu nggak lagi bergantung sama orang tua atau sudah hidup mandiri, berteman merupakan satu cara untuk memperoleh dan membagi support.
Tidak begitu jika mempunyai toxic friendship. Soalnya, hubungan pertemanan yang ‘beracun’ justru bisa bikin hidup semakin memburuk. Pengaruh negatif atau bahkan hal-hal merugikan lainnya bisa dialami. Coba deh, temukan 5 tanda pertemanan sehat ini dalam kehidupan sosialmu. Menemukannya? Maka pertahankan dan jaga baik-baik, ya!
Tidak mempermasalahkan perbedaan
Setiap orang mempunyai latar belakang yang berbeda. Otomatis mempunyai identitas budaya, karakter dan sifat yang berbeda pula. Kamu punya lingkungan pertemanan yang nggak mempermasalahkan lagi perbedaan? Yap, ini tanda pertama bahwa kamu punya hubungan pertemanan yang sehat.
Ketika saling bertukar pikir dengan terbuka dan menghormati masing-masing latar belakang, maka pertahankan pertemananmu ya.
Kekeliruan jadi perekat
Kadang, jika melakukan kekeliruan langsung dijauhi atau memutus hubungan pertemanan. Jika punya teman begitu, artinya dia bukan teman sejatimu. Hubungan pertemanan yang sehat itu, jika melakukan kekeliruan akan saling mengingatkan.
Bukan berarti buta arah lho. Keliru ya keliru dan diingatkan untuk menemukan yang lebih tepat. Jadi, tanda pertemanan sehat itu nggak serta merta membela jika membuat kekeliruan. Justru karena keliru akan saling mengingatkan dan menemani proses menjadi lebih baik.
Punya sifat protektif bukan posesif
Ini sering salah dipahami, punya hubungan pertemanan protektif itu akan melindungi kamu jika diterpa masalah. Pertemanan sehat itu tidak mengabaikan sahabatnya sendirian dan bersedih. Mereka akan menawarkan dukungan, meski hanya lewat motivasi dan semangat yang dikirim lewat pesan singkat.
Nah, hubungan pertemanan yang posesif itu toxic. Berkebalikan dengan protektif, teman posesif nggak memberi kesempatan untuk mengembangkan diri. Jadi bikin kamu nggak bebas memilih hal yang ingin kamu kembangkan atau tekuni. Dia akan mengatur, menghabiskan energi dan mengikat. Jadi jauh-jauh deh sama teman yang begini.
Menghargai privasi
Seprotektif dan sedekat apapun, hubungan pertemanan yang sehat akan saling menghargai privasi masing-masing. Soal pilihan hidup, petualangan perasaan, masa lalu dan lain sebagainya memang patut dihargai. Ya, teman yang sehat adalah teman yang bisa fleksibel dan menghormati apa adanya kamu.
Bisa jadi pendengar yang baik
Punya teman yang bisa berbagi suka dan duka bersama memang menyenangkan. Cuma memang nggak mudah buat membangun hubungan pertemanan seperti itu. Bahkan, kamu perlu berkaca, apakah kamu sudah jadi pendengar yang baik buat sahabatmu?
Yap, teman yang nggak hanya mau didengar tapi juga bisa jadi pendengar yang baik perlu dipertahankan. Kamu punya hubungan pertemanan yang sehat dan menyenangkan seperti tanda-tanda diatas?
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.