6 Cara Bijak Menyampaikan Kritik Pada Anak

Nesia Amarasthi
6 Cara Bijak Menyampaikan Kritik Pada Anak

Memberikan kritikan barangkali juga mendidik anak untuk bersikap baik. Terkadang, orang tua memberikan kritik pada anak seperti memberikan masukan pada orang seusianya. Padahal perasaan dan psikologis anak perlu tetap dijaga agar tetap stabil. Kalau keliru cara penyampaiannya, bisa-bisa membuat anak cemas dan nggak percaya diri.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, orang tua perlu mempertimbangkan cara menyampaikan kritik pada anak secara tepat. Bagaimana? Begini rekomendasinya.

Jangan menghakimi

Menghakimi atau memberi putusan pada anak tanpa mendengar penjelasannya tentu tidak tepat. Apalagi memberi atau melekatkan sifat anak secara sepihak, misalnya kamu nggak pandai, kamu malas, kamu anak nakal dan lain sebagainya. Kata-kata pedas bisa diingatnya dengan jelas lho, Parents.

Artinya, kontrol kata-kata ketika anak membuat kekeliruan. Jangan menghakimi tanpa mendengarkan penjelasannya. Hindari pula memerintah dengan nada yang kasar.

Pilih kalimat yang mudah dipahami

Ini perihal pemilihan kosakata, karena anak belum memahami cara berpikir orang dewasa. Maka kritik dengan kalimat yang berbelit-belit dan panjang tidak akan mudah dipahami oleh anak. Sampaikan kritikan dengan tegas namun tidak menghakimi.

Komunikasi dua arah

Kritik itu dilayangkan untuk sesuatu yang tidak sesuai. Kalau anak melakukan sesuatu dengan tidak tepat, tentu ia sudah berusaha melakukannya dan memiliki penjelasan dibalik kekeliruannya. Jadi, bukalah obrolan dua arah. Jelaskan mana yang tidak baik dilakukan atau mana yang salah dan bagaimana yang sebaiknya dilakukan.

Disamping memberikan penjelasan, dengarkan dan pertimbangkan penjelasannya.

Ketahui perasaannya

Tentu anak tahu kalau dia melakukan kekeliruan, artinya ada rasa bersalah yang membuatnya takut. Ketahui perasaannya ya, Parents. Pahami apa yang ia rasakan dan hindari membuat rasa bersalahnya menghantui.

Beritahu bahwa nggak apa-apa membuat kesalahan

Setiap orang pernah melakukan kesalahan, anak perlu mengetahuinya. Perlu juga dijelaskan bahwa kesalahan membuat orang belajar jadi lebih baik. Yang penting lagi untuk dipertimbangkan, hindari mengungkit-ungkit kesalahan anak. Ini bisa membuatnya tertekan lho.

Dalam menjelaskan hal ini, terangkan juga tentang konsukensi dari kesalahan. Bahwa kesalahan jika terus menerus dilakukan akan merusak diri sendiri. Misalnya, tak anak bermain gadget berjam-jam hingga lupa mengerjakan tugasnya. Beritahu konsekuensi apa yang paling rasional ia akan alami jika tidak mengontrol pemakaian gadget.

Cara terakhir dalam menyampaikan kritik pada anak nggak bisa lepas dari usaha anak untuk melakukan yang terbaik. Amati perubahannya dan usahanya ya. Kalau dia mengerti, memahami dan mengaplikasikan kritikan maka beri dia pujian.

LATEST ARTICLE