9 Cara Menghadapi Teman Backstabber

Hani Apriliani
9 Cara Menghadapi Teman Backstabber

Sakit hati, terluka, merasa dikhianati, dan berbagai perasaan sedih lainnya tentu mewarnai perasaan jika kamu memiliki teman backstabber atau suka ‘menusuk’ dari belakang. Tapi jangan takut. Meski kamu punya satu teman seperti ini, ambil langkah berani dan lakukan hal di bawah ini untuk menghentikan si backstabber:

Kontrol emosi

Jangan gegabah saat kamu tahu dia menjelek-jelekan namamu. Tenangkan diri terlebih dahulu sebelum melabrak teman. Konfrontasi boleh-boleh saja, tapi pastikan kamu bisa mengendalikan emosi dengan bijak. Tanyalah baik-baik apa benar dia sudah bergoisp tentangmu atau tidak. Setelah tahu kebenaran, barulah kamu mengambil keputusan untuk melangkah.

Klarifikasi

Sebuah pesan atau berita dapat diinterpretasikan berbeda oleh masing-masing pendengarnya. Ada baiknya sebelum amarah memuncak, cocokkanlah terlebih dahulu kabar yang kamu dengar ke berbagai pihak unttuk memastikan bahwa pemahaman kamu benar.

Tanyakan alasan pada teman

Selalu ada alasan di balik semua hal. Tanyakan padanya apa alasan ia ‘menusuk ‘mu dari belakang. Jika rupanya kamu pernah menyakiti hatinya tanpa sengaja di masa lalu, minta maaf dengan tulus.

Jangan sebut nama

Jika ia bertanya darimana kamu mendengar kabar ini, jangan sebut nama. Biarkan hal ini menjadi rahasia mu saja. Kamu harus tetap menjaga nama baik si penyampai kabar tersebut.

Jangan balas dendam

Kamu mungkin pernah menyinggung perasaannya tanpa sengaja dan ia membalas menjelek-jelekkanmu di belakang. Nah, tak perlu membuat dirimu berada di level serendah teman dengan cara menggosipkan dia juga, ya! Biarkan saja dia berlaku sesuka hati.

Berterus terang tentang perasaanmu

Katakan dengan jujur padanya bahwa kamu terluka atas perbuatannya. Ceritakan padanya hal terburuk yang dapat terjadi pada dirimu akibat perbuatannya tersebut.Sejahat-jahatnya teman, dia masih punya perasaan kok.

Ajak bicara langsung

Penyelesaian konflik haruslah dilakukan secara tatap muka. Dengan bertemu, kamu bisa ‘membaca’ gesture dari lawan bicara dan ‘menangkap’ lebih banyak pesan dibandingkan jika melalui texting. Ingat! Kamu bisa menangkap lebih banyak makna dalam pesan nonverbal dibandingkan secara verbal.

Luangkan waktu khusus

Carilah waktu dimana kamu bisa berbicara berdua dengan teman. Hindari mengajak atau mengait-ngaitkan dengan orang ketiga. Konflik terjadi antara kamu dan teman, lantas untuk apa mengajak orang lain?

Berdamai

Jika ia sudah minta maaf, maafkan perbuatannya. Soal kembali berteman atau tidak, itu tetap menjadi keputusanmu. Jika kamu merasa setiap orang pasti berbuat salah dan pantas untuk mendapatkan kesempatan kedua, maka berdaimailah.

Tapi jika menurutmu pengkhianatan adalah hal yang terburuk dibandingkan apapun, maka lupakan saja jalinan pertemanan yang pernah terjadi. Kamu bisa menentukan jalan sesuai dengan prinsip hidupmu.

LATEST ARTICLE