Bermesraan dengan Suami di Depan Anak? Boleh, Perhatikan 5 Hal Berikut

Nesia Amarasthi
Bermesraan dengan Suami di Depan Anak? Boleh, Perhatikan 5 Hal Berikut

Ada hal yang perlu diperhatikan ketika bermesraan dengan suami di depan anak. Boleh kok, tetapi ada batasannya. Jika dalam batasan tertentu, efeknya bukan negatif. Justru membagi afeksi yang dibutuhkan anak untuk lebih merasa nyaman dan terjaga. Lantas, seberapa batas kemesraan yang bisa dilakukan di depan anak?

Dikutip dari The Asian Parent, Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, justru dianjurkan buat orang tua untuk bermesraan di depan anak. Poin-poin berikut bisa diperhatikan.

Menunjukkan hubungan sehat

Orangtua yang bermesraan di depan anaknya menandakan mempunyai hubungan yang sehat. Bisa dilakukan sambil berkumpul bersama keluarga. Dari aktivitas tersebut, anak bisa belajar banyak hal tentang membangun keluarga yang sehat.

Hubungan kekeluargaan terasa hangat

Saling berpelukan dengan suami di depan anak masih pada batas kewajaran. Ini bisa diterima anak lewat energi yang berpendar dari kehangatan keluarga. Selain berpelukan bisa dengan belaian, saling mengobrol dan mendengarkan.

Bisa berdampak negatif jika diluar batas

Anak belum banyak mempunyai pengetahuan tentang sentuhan fisik antar pasangan. Maka, buat para orang tua batasi kemesraan jika di depan anak. Hal negatif jika anak melihat kemesraan berupa hubungan seks atau berciuman panas.

Kenalkan perlahan

Anak melewati proses tumbuh kembang. Baik secara fisik maupun mental. Jadi, sejak kecil kenalkan bahwa kedekatan atau keintiman nggak hanya sekedar seks. Bisa dikenalkan dengan beberapa hal, misalnya saling berbagi cerita, mendengarkan, saling menghormati dan memberi perhatian.

Memperlihatkan kemesraan memberi gambaran tentang pernikahan

Kemesraan memang disarankan untuk dijalin ketika di depan anak. Seperti poin sebelumnya, pada batas kewajaran sesuai pengetahuan anak ya. Positifnya, dengan memperlihatkan kemesraan akan memberikan gambaran kepada anak tentang pernikahan.

Jika yang dipertunjukkan adalah relasi yang hangat dan jarang ada pertengkaran, maka anak akan menangkap hal positif. Namun sebaliknya, jika sedikit kemesraan dan lebih diwarnai dengan cek-cok, adu mulut, atau pertengkaran. Maka anak akan menangkap bahwa pernikahan itu tidak membahagiakan.

Psikolog menambahkan, mungkin anak akan merasa cemburu dengan kemesraan yang terjalin pada kedua orangtuanya. Namun, ini bisa diatasi dengan kesepakatan bersama. Jika memeluk pasangan di depan anak, jangan biarkan anak sendiri menatap dan merasa berjarak. Ajak anak masuk dalam pelukan hangat dan saling berbagi kemesraan.

Saran tambahan, jika anak sudah menginjak usia remaja. Maka obrolan sesuai usianya bisa lebih terbuka. Anak mungkin bisa menerima, dengan catatan kemesraan masih pada batas kewajaran.

LATEST ARTICLE