Cara Menghentikan Kebiasaan Anak Menghisap Jempol

Nesia Amarasthi
Cara Menghentikan Kebiasaan Anak Menghisap Jempol

Setiap anak memiliki kebiasaan yang berbeda-beda setiap kali sebelum memulai aktivitas tertentu. Misalnya salah satu ini, yaitu menghisap ibu jari atau jempol sebelum tidur. Berdasarkan penjelasan dari psikolog anak, kebiasaan ini dilakukan si buah hati agar merasa nyaman dan aman. Pada masa-masa tertentu, biasanya setelah disapih ASI maka anak akan mencari pengganti dari kebiasaan ngempeng.

Menghisap ibu jadi atau jempol adalah proses eksplorasi anak dalam mengenali sekitar mereka. Ini telah dijelaskan oleh dr. Dana Elliott Srither bahwa aktivitas ini merupakan tahapan dalam tumbuh kembang anak. Meski pada akhirnya anak punya kebiasaan menghisap ibu jarinya, tetapi dianjurkan oleh ahli agar orang tua tidak memaksakan anak menghentikan kebiasaan tersebut.

Ajak anak membuat kesepakatan

Buat orang tua, perlu membuat kesepakatan dengan anak untuk perlahan menghentikan kebiasaan menghisap jempol. Misalnya, jika dalam sehari tidak menghisap jempol maka anak berhak mendapatkan hadiah yang ia sukai. Tantangan ini tidak memaksa anak tetapi membangun kesadaran dengan perlahan. Setelah anak terbiasa, maka anak akan meninggalkan kebiasaannya.

Beri pujian

Karena keingintahuannya besar dan masanya bermain, anak tidak suka dikritik. Anak lebih bisa memahami arahan jika disampaikan dengan pujian. Artinya, hindari memberikan kritik pada anak ketika punya kebiasaan menghisap jempol. Lebih disarankan untuk memberikan pujian ketika anak berusaha menghentikan kebiasaannya.

Berikan pemahaman

Anak melakukan kebiasaan menghisap jari karena tidak tahu efeknya. Karena itu diperlukan pemahaman yang disampaikan oleh orangtuanya. Dengan mengajak anak untuk memahami dan berpikir bersama efek yang akan dia alami ketika terus-terusan menghisap jempol, maka akan tumbuh kesadaran dari anak untuk berhenti.

Mencari cara kreatif

Cara-cara kreatif lebih bisa diterima anak dengan mudah. Misalnya dengan memberi nama jempol kanan dan kiri. Setelah diberi nama, ajarkan pada anak untuk berdialog dengan anggota tubuhnya tersebut. Seperti ‘gimana ya rasanya di dalam ruang gelap, si jempol kanan ‘kan jadi nggak bisa nafas’.

Cara-cara kreatif juga lebih disarankan, karena tidak memakaikan sarung tangan atau jamu pahit di jempol yang kurang bisa diterima oleh anak.

Untuk meninggalkan kebiasaan ini, anak membutuhkan proses. Baik proses untuk membangun kesadarah harus berhenti maupun proses untuk memahami efek yang setara dengan pengetahuannya. Perlahan-lahan dengan bimbingan dari orang tua, anak akan berhenti menghisap jempol atau ibu jari.

LATEST ARTICLE