Ini Lho Materi Tentang Edukasi Seks Sesuai Usia Anak

Dian Afrillia
Ini Lho Materi Tentang Edukasi Seks Sesuai Usia Anak

Mengajarkan anak tentang edukasi seks menjadi kewajiban para orang tua. Ketika anak nggak dapat informasi dari orang tuanya, kemungkinan besar ia akan mencari jawaban di tempat lain. 

Edukasi soal seks bisa disampaikan secara menyeluruh, dari mulai jenis kelamin, reproduksi, pubertas, dan soal kesehatan. Nggak hanya mencegah kehamilan atau hubungan seks dini, edukasi ini juga bisa membuat anak terhindar dari penyakit menular seksual, serta pelecehan atau kekerasan seksual. 

Banyak orang tua merasa malu atau bingung gimana cara memulai pembahasan ini. Sebaiknya, paksakan dirimu untuk bicara dan diskusi dengan anak. Karena hal ini memang penting bagi anak. 

Dengan adanya bekal soal seks, akan membuat anak paham tentang perbedaan gender, sikap yang harus diambil, moral, dan persepsi yang sehat untuk menjaga organ intimnya. 

Supaya ibu bisa memberikan materi yang tepat, berikut beberapa tahapan edukasi seks sesuai usia anak: 

0-2 tahun

Sejak kecil, ibu bisa memberi tahu anak tentang jenis dan nama dari kelamin anak. Gunakan istilah penis dan vagina, alih-alih memberi nama lain yang bikin anak bingung. Dengan cara sesederhana ini, anak jadi punya pemahaman yang lebih positif. 

3-5 tahun

Memasuki usia ini, ibu bisa menjelaskan pada anak tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Pada usia ini, beberapa anak mulai mempertanyakan  darimana asal bayi dn mengapa bentuk tubuh laki-laki dan perempuan berbeda. 

Ibu bisa memberikan pemahaman sederhana tentang kehamilan. Misalnya bayi berasal pertemuan sel sperma ayah dan sel telur ibu dan berkembang jadi bayi yang tumbuh dalam rahim ibu. Ibu pun bisa memberi tahu kalau kehamilan ini terjadi karena ayah dan ibu saling menyayangi. 

Anak juga bisa mulai ditanamkan rasa malunya sedini mungkin. Misalnya, ajari anak agar nggak telanjang saat keluar rumah, membuka dan memakai baju di tempat tertutup, dan selalu keluar kamar mandi dengan pakaian atau setidaknya handuk. 

Ingatkan anak bahwa anggota tubuhnya adalah miliknya, beri tahu juga area-area yang sangat privat yaitu kemaluan. Katakan padanya bahwa nggak ada orang lain yang boleh menyentuh tubuhnya kecuali orang tua atau dokter atas seizin anak itu sendiri. 

6-8 tahun

Beranjak lebih besar dari balita, keingintahuan anak semakin bertambah. Apa saja yang bisa diajarkan? Ini termasuk soal hubungan seks wanita dan pria bisa dilakukan setelah menikah, adanya perubahan bentuk tubuh ketika memasuki masa pubertas, soal menstruasi, dan ajarkan anak untuk menghargai setiap orang dengan bentuk tubuhnya masing-masing. 

9-12 tahun

Ketika anak sudah masuk usia pubertas, ibu bisa memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perubahan yang terjadi. Di masa puber, anak perempuan akan mengalami tumbuhnya payudara dan panggulnya membesar. Anak laki-laki akan mengalami pemebesaran penis, serta munculnya bulu ketiak dan kemaluan. 

Sampaikan pada anak bahwa perubahan tersebut adalah normal. Ibu juga bisa memberi tahu akan tentang bagaimana rasanya menstruasi dan mimpi basah. Ingatkan kembali untuk selalu menjaga tubuhnya sendiri sebagai konsep menghargai diri sendiri. Pun, pastikan ia pun memahami bahwa jangan sembarangan menyentuh orang lain. 

12-18 tahun

Anak remaja seringkali mengalami perubahan fisik dan emosional. Terus ingatkan bahwa hubungan seks hanya dapat dilakukan untuk orang yang sudah menikah dan dilakukan dengan tanggung jawab. Ajarkan anak tentang kekerasan dan pelecehan, termasuk apa saja yang dimaksud pelecehan dan apa yang bisa dilakukan bila mengalaminya. 

Karena anak terbilang sudah cukup besar, ibu bisa juga memberi tahu hal-hal yang lebih spesifik, misalnya tentang alat kontrasepsi, penyakit menular seksual, dan risiko-risiko yang mungkin terjadi pada anak akibat hubungan seks.

LATEST ARTICLE