Jamur Enoki, Penuh Manfaat Tapi Berbahaya Untuk Kesehatan 

Dian Afrillia
Jamur Enoki, Penuh Manfaat Tapi Berbahaya Untuk Kesehatan 

Nama jamur enoki lagi ramai diberitakan. Jamur yang bentuknya mirip kumpulan tangkai putih ini biasa kita temukan di restoran suki, campuran dalam tom yum, atau dibuat cemilan goreng tepung. Lalu, ada apa sih dengan jamur enoki? 

Sebelumnya, mari berkenalan dengan jamur yang lagi diperdebatkan ini. Enoki ini dikenal dengan nama jingu di China, paengi beoseot di Korea, dan nấm kim châm di Vietnam. Jika termasuk kategori jamur liar, enoki punya batang pendek-pendek dan biasanya tumbuh alami di pepohonan seperti pohon hackerry di China, pohon ash, kesemek, atau murbei. 

Ada juga enoki yang dibudidayakan tetapi nggak terpapar cahaya dan biasanya hidup di lingkungan yang penuh karbon dioksida karena bisa mendorong batangnya tumbuh lebih panjang. 

Enoki merupakan jamur yang kaya vitamin dan mineral. Jamur ini mengandung vitamin B3, B5, B1, dan B2 serta fosfor, zat besi, tembaga,  asam amino tryptophan, threonine, isoleucine, leucine, dan lysine.

Karena kaya akan nutrisi, enoki udah lama dikonsumsi sebagai bahan pengobatan tradisional di China dan Jepang. Dipercaya, jamur ini bisa mengobati penyakit hati, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan penyakit perut.

Rasanya yang tawar pun bikin enoki cocok dicampur dalam berbagai masakan kaya bumbu. Tapi kenapa ya jamur enoki lagi ramai diperbincangkan?

Jadi ada penemuan jamur enoki yang mengandung bakteri listeria monocytogenes dari Green Co Ltd asal Korea Selatan. Bakteri ini termasuk berbahaya karena tersebar luas di lingkungan pertanian seperti tanah, tanaman, silase, fekal, limbah, dan air.

Bahayanya kalau dikonsumsi adalah menyebabkan penyakit listeriosis yang berisiko sebabkan kematian. Apalagi kalau dikonsumsi kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, dan lanjut usia. 

Bakteri listeria sendiri udah jadi wabah di Amerika Serikat dan jadi penyebab atas 1.600 penyakit dan 260 kematian per tahun. Bahkan, jumlah kematiannya melebihi kasus akibat bakteri salmonella. 

Saat terinfeksi bakteri, orang bisa mengalami berbagai gejala tapi kadang nggak terlalu jelas. Namun, masa inkubasi infeksi ini bisa berlangsung antara 11-70 hari setelah mengonsumsi enoki yang terkontaminasi bakteri listeria. 

Gejala yang paling umum di awal biasanya nyeri otot, demam, gejala flu, mual, dan diare. Meski jarang terjadi, kamu juga berisiko mengalami gejala lain seperti sakit kepala, leher kaku, kebingungan, tremor, kejang, dan kehilangan keseimbangan. 

Pada kelompok rentan, bakteri listeria dapat menyebabkan radang selaput otak atau meningitis, dan infeksi darah. Kalau sampai menyebar ke otak, bisa berisiko kelumpuhan saraf, peradangan otak, serta meningoensefalitis yaitu kombinasi meningitis dan ensefalitis. 

Di Indonesia memang belum ditemukan kasus karena kontaminasi bakteri dari enoki. Tapi sebagai tindakan preventif, Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan langsung mengambil tindakan. Semua importir diperintahkan melakukan penarikan dan memusnahkan semua enoki yang ada. 

LATEST ARTICLE