Kata-Kata Kasar Membuatmu Down, Begini Cara Mengatasinya

Nesia Amarasthi
Kata-Kata Kasar Membuatmu Down, Begini Cara Mengatasinya

Kata-kata kasar bisa menyakiti hati orang lain. Ucapan verbal, meski nggak diikuti dengan aksi-aksi yang merendahkan ini cukup mengganggu. Jika kamu pernah menerimanya, baik dari orang terdekat atau orang asing di media sosial misalnya, bisa membuat perasaan merasa down.

Menurut Berit Brogaard, D.M.Sci., Ph.D., di Psychological Today, satu-satunya cara pasti untuk mengakhiri pelecehan verbal dan kata-kata kasar adalah dengan menjauhkan dari dari pelaku. Tetapi tetap dibutuhkan identifikasi faktor eksternal untuk melepaskan diri dari situasi tersebut. Faktor eksternal seperti masalah finansial, junior di tempat kerja dan lain sebagainya kadang membuat situasi tidak memungkinkan untuk dilepaskan.

Artinya, dibutuhkan cara untuk meminimalisir efek yang merugikan. Berikut, berdasarkan saran Brogaard hal yang bisa membantu untuk mengatasinya.

Belajar mengenali bentuk kata yang menyakiti

Jika tidak merasa tersakiti atau bingung dengan maksud kata-kata kasar yang diucapkan, mungkin kamu berada dalam posisi sulit. Ini perlu dikenali ciri-cirinya. Pelecehan atau kalimat yang merendahkan dipakai untuk mengendalikan orang lain dengan cara merugikan mereka secara emosional.

Ledakan kemarahan yang ekstrim, mengejek, meremehkan, sarkas, didiemin sampai nggak disapa pun juga bisa dikategorikan sebagai perilaku yang merugikan. Jadi, cobalah mengenali bentuk kata yang bisa menyakitimu.

Tanggapi dengan tepat

Setelah mengenali kata-kata kasar yang merugikan kondisi emosional, ketika menerimanya adalah coba mengubah situasi. Dengan membuat pelaku sadar bahwa ucapannya menyakitkan. Jika percakapan sederhana untuk mengakhiri sikap merendahkan tidak berhasil, cobalah mengingatkan dengan cara tegas.

Mengikuti logika pelaku itu tidak tepat, menurut Brogaard. Ketika menerima pelecehan yang berpola atau teratur, hindari menjelaskan kepada pelaku tentang mengapa harus berhenti dan apa latar belakang mengucapkan hal tersebut. Daripada mengikuti nalar pelaku, lebih efektif merespon dengan “Hentikan!”.

Jauh-jauh dari pelaku

Jika sulit menghindari pelaku karena berada dalam satu lingkungan, misal lingkungan kerja, sekolah dan lain sebagainya, temukan cara mengatasinya sampai berhasil. Tetap menjaga jarak dengan pelaku dan jaga kesehatan emosionalmu, ungkap Brogaard.

Jangan merahasiakan sikap si pelaku yang tidak menyenangkan

Si pelaku pada beberapa kasus akan menekan orang lain ‘dibalik pintu’. Ia sengaja tidak membiarkan orang lain tahu agar ia tetap dihormati. Jika kamu tidak memiliki bukti, pilih teman yang baik dan dapat dipercaya untuk jadi tempat cerita. Mungkin, kamu merasa ada salah sehingga pelaku mengucapkan kata-kata kasar padamu. Tetapi perasaan tersebut bukan alasan tepat untuk tidak menceritakan kepada kerabat atau teman dekat.

Jika kamu membutuhkan bantuan untuk menangani situasi emosional yang tak terbendung karena pelecehan verbal, hubungai konseling professional ya. Yakinlah bahwa kamu nggak sendiri dan selalu ada cara untuk mengatasinya.

LATEST ARTICLE