7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak dan Serangga di Dapur
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.
Cara berkomunikasi berubah sejak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar. Yang akhirnya perjumpaan terbatas, termasuk pertemuan untuk meeting. Saat kerja di rumah, online meeting atau rapat daring jadi satu-satunya cara untuk tetap bertemu dengan protokol tertentu.
Nah, seiring dengan seringnya pertemuan daring, banyak orang merasa lelah dan rasa gelisah meningkat. Hal tersebut kemudian disebut dengan Zoom fatigue.
Zoom fatigue adalah kondisi ketika interaksi virtual yang membikin otak lelah. Dilansir Kompas, fenomena dalam berinteraksi selama pandemi Covid-19 yang mengalami Zoom fatigue. Meski namanya merujuk pada satu platform room meeting, tetapi kondisi fatigue sebenarnya terjadi pada platform lainnya. Jadi, bisa dibilang kondisi tersebut terjadi secara umum.
Rasa cemas, gelisah dan lelah ketika menghadapi video conference dinamai Zoom fatigue. Secara psikologis kondisi tersebut bukan gangguan. Namun, jika dilakukan terus menerus bisa memengaruhi produktivitas dan kesehatan mental.
Masih dikutip dari Kompas, meski Zoom fatigue berbeda dengan cabin fever bisa memberikan efek yang sama, stres. Cabin fever disebabkan ketika seseorang terlalu lama terkurung di satu tempat atau di rumah. Beberapa hal yang dapat dikenali ketika seseorang mengalami Zoom fever antara lain sebagai berikut.
Berkurangnya fokus
Meski ruang meeting ada digenggaman atau pada layar laptop diatas 10 inch, bisa membuat berfurangnya fokus seseorang. Ini disebabkan banyak tampilan peserta meeting yang berbeda-beda. Fokus terbagi ke seluruh layar. Ujungnya memengaruhi fokus. Belum lagi distraksi telepon pintar yang aktif berkomunikasi dengan berbagai sosial media atau platform lainnya.
Kemampuan memahami menurun
Banyak terjadi misunderstanding ketika online meeting. Jika biasanya saat rapat bersama dengan perjumpaan langsung lebih mudah mengutarakan pendapat, usulan, pertanyaan dan lain sebagainya. Namun saat rapat daring, semua terbatas. Kalimat yang diutarakan pada meeting online sering salah dipahami. Soal jeda, tone menyampaikan, pilihan kalimat seolah jadi berubah makna. Padahal karena keterbatasan medium layar yang menyebabkan kemampuan seseorang menurun.
Hal lainnya yang sering dirasakan ketika Zoom fatigue yaitu motivasi menurun, gerakan tangan dan mata nggak terkooordinir dengan imbang, mudah tersinggung, dan respon melambat.
Berdasarkan penelitian di Jerman, ada hal lain yang menyebabkan seseorang mempunyai kekhawatiran ketika mengikuti meeting online. Kekhawatiran berupa penilaian peserta meeting terhadap penampilan diri. Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa jika tidak bereaksi selama kurang dari dua detik, maka seseorang dianggap tidak bersahabat.
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.