Mengenal Fimosis Pada Bayi. Ini Gejala Serta Cara Mengatasinya!

Hani Apriliani
Mengenal Fimosis Pada Bayi. Ini Gejala Serta Cara Mengatasinya!

Baru-baru ini, artis Zaskia Adya Mecca dibuat pusing dengan kondisi anak kelimanya yang terkena fimosis. Saking pusingnya, Zaskia pun memutuskan untuk menyunat dini anak laki-lakinya, Bhaj Kama Bramantyo yang baru berusia 15 hari demi menyembuhkan penyakit tersebut. Lantas, pernahkah mom mendengar istilah fimosis sebelumnya?

Seperti dilansir dari theasianparent (5/8/20), fimosis pada bayi merupakan kondisi kulup melekat pada kepala penis dan nggak bisa ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Kondisi ini terjadi secara alami dan umumnya diderita oleh bayi atau anak laki-laki yang belum disunat.

Fimosis memang normal terjadi sebab kulup masih melekat pada kelenjar. Sebagian kasus memang nggak perlu perawatan khusus. Tindakan khusus hanya diberikan jika si kecil kesulitan buang air kecil hingga menimbulkan demam berkelanjutan.

Sebenanrnya, kulup mulai terlepas secara alami pada balita berusia 2 hingga 6 tahun, atau bisa juga lebih. Kulup juga bisa ditarik kembali dari sekitar ujung penis pada sekitar 50% bayi laki-laki berusia 1 tahun dan hampir 90% anak berusia 3 tahun.

Selain umum disebabkan karean bawaan sejak lahir, fimosis juga dapat disebabkan karena kebersihan penis yang kurang terjaga dengan baik. Nggak cuman itu, masalah kulit seperti eksim, psoriasis, lichen planus, dan lichen sclerosus juga bisa memicu terjadinya fimosis.

Sebaiknya, jangan menarik paksa perlekatan antara kulup dan kepala penis sebab tindakan ini bisa menimbulkan luka dan membuat fimosis semakin buruk. Pelekat biasanya akan terpisah secara alami ketika anak menginjak usia 5-7 tahun atau masuk usia pubertas.

Fimosis memang nggak selalu menimbulkan gejala. Tapi, sebagian besar anak dengan fimosis akan menunjukkan gejala berupa kemerahan, nyeri, bengkak, radang pada kepala penis, hingga kesulitan buang air kecil. Jika si kecil mengalami hal ini, maka sebaiknya segera datang ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Jika anak mom mengalami fimosis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan penis si kecil secara perlahan menggunakan air hangat, serta hindari penggunaan bedak maupun sabun yang mengandung pewangi di area sekitar penis agar nggak menimbulkan iritasi.

Namun bila fimosis pada anak terlanjur parah, maka dokter akan memberikan krim kortikosteroid yang dioleskan di ujung kulit kepala penis sebanyak 3 kali sehari selama 1 bulan. Alternatif lain yaitu, melakukan sunat. Sunat justru dianggap sebagai metode pengobatan terbaik dalam menyembuhkan fimosis. Nggak perlu khawatir jika si kecil harus disunat pada usia yang tergolong sangat kecil. Justru, sunat di usia dini lebih bagus sebab nggak menimbulkan trauma pada anak.

Nah mom, sebagai referensi kamu bisa tonton pengalaman Zaskia Adya Mecca menghadapi dan merawat anak dengan fimosis dalam unggahan vlog pribadi miliknya. Semoga melalui artikel ini maupun sharing session orang tua yang berpengalaman dengan anak fimosis, mom jadi lebih tahu informasi mendalam terkait fimosis dan bermanfaat kelak.

LATEST ARTICLE