Pernah Mengalami Déjà vu? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Nesia Amarasthi
Pernah Mengalami Déjà vu? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Seringkali déjà vu dianggap sebagai pertanda hal-hal mistis dan dianggap nggak ilmiah. Padahal, secara psikologi bisa dijelaskan lewat sistem syaraf yang keliru memberikan informasi tentang pengalaman baru. Ini biasanya terjadi saat berkunjung pada tempat yang benar-benar baru dan asing. Kemudian dikenali dengan déjà vu yang begini penjelasannya.

Déjà vu diteliti detil pada penderita schizophrenia dan epilepsi. Penderita schizophrenia memang paling sering mengalaminya, pun dengan penderita epilepsi. Namun, pada umumnya terjadi pada orang-orang yang sering bepergian. Dikutip dari Psychology Today, orang yang sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain berkemungkinan lebih besar mengalami déjà vu dibanding orang yang lebih banyak berdiam di satu tempat.

Dalam The Conversation dijelaskan mekanisme terjadinya déjà vu. Ketika sistem syaraf memicu memori yang keliru tentang sebuah pengalaman, dan terjadi saat mengalami pengalaman baru maka ini akan menimbulkan rasa taka sing terhadap suasana yang ditangkap secara sensori. Misalnya, berada di sebuah restoran dengan tata ruang yang nggak asing dan dikenali. Namun tetap merasa aneh karena ada memori atau ingatan yang tidak terjelaskan dengan detail. Seperti soal warna, aroma dan suasana.

Dari penjelasan di Psychology Today, rata-rata setiap orang akan mengalami déjà vu sekali dalam satu tahun. Dan ini terjadi pada orang dengan kondisi kelelahan serta stres. Meski nggak ada perbandingan rigid, pria atau wanita yang lebih sering mengalami déjà vu, tetapi ini bisa berangsur-angsur menghilang seiring bertambahnya usia.

Berdasarkan sebuah penelitian, orang-orang mengalami déjà vu dan mengenali pengalaman baru sebagai pengalaman yang sudah pernah dialami lewat mimpi. Lebih lanjut lagi, penjelasan mengenai déjà vu memang masih sangat bias. Meskipun pernah diteliti lewat struktur neurosensorik yang dialami penderita epilepsi. Tetapi, bagi orang pada umumnya sering dialami oleh orang-orang tertentu.

Nah, sekali lagi, ini bukan penjelasan mengenai hal mistis yang menakutkan dan misterius. Ini perihal ingatan dan kekeliruan saraf menyampaikan informasi. Dan, lebih penting lagi, déjà vu bukan hal yang membahayakan buat orang biasa. Tetapi, déjà vu bisa jadi satu variabel yang jadi indikasi seseorang mengalami schizophrenia.

Jadi, wajar jika pernah mengalaminya sekali atau dua. Namun, jika sering mengalami dan terganggu, disarankan untuk berkonsultasi pada psikiater.  

LATEST ARTICLE